Formulir Pendaftaran PSPP Penerbangan

Klik tombol dibawah ini untuk mendaftar

Formulir Pendaftaran

Sekolah Pramugari | Staff Penerbangan | Aviation Security (AVSEC)


Tidak lagi aneh melihat film dengan format layar yang lebar. IMAX dengan pita film 70 mm mungkin menjadi yang paling terkenal dalam beberapa tahun terakhir. Namun, sebelumnya, industri film pernah dihebohkan oleh penemuan lensa anamorfik, yaitu lensa yang menjadi pasangan sempurna untuk pita film 35 mm dan mengubah dunia perfilman selamanya.

Lensa pertama kali diciptakan oleh Henri Chretien pada tahun 1920-an. Pada masa itu, ia merupakan ilmuwan yang bekerja di Mount Wilson Observatory. Ia memberi nama temuannya dengan istilah lensa Hypergonar. Namun, baru pada tahun 1950-an, penemuan ini mendapat perhatian dari perusahaan produksi 20th Century Fox. Sejak saat itu, industri film mengalami perubahan besar.

Apa keunikan lensa anamorfik yang ditemukan oleh Chretien? Bagaimana dampaknya terhadap industri hiburan? Berikut penjelasan lengkapnya!

1. Lensa anamorfik mampu menangkap lebih banyak objek

Lensa Hypergonar atau yang selanjutnya dikenal sebagai lensa anamorfik memungkinkan Chretien bekerja dengan cara memadatkan gambar yang terjepret kamera. Dengan demikian, area objek yang dapat ditangkap menjadi lebih luas.

Menariknya, meskipun dikompresi, gambar pada film 35 mm akan tetap terlihat biasa saat diputar menggunakan proyektor. Namun, kamu dapat melihat cakupanframe-nya lebih lebar, yaitu 2.39:1 atau 2.55:1. Sangat mencolok dibanding rasio aspek normal sebelum lensa anamorfik ditemukan, yaitu 1,33:1 dan 4:3.

Lensa anamorfik diperkenalkan oleh perusahaan produksi 20th Century Fox melalui teknik sinematografi CinemaScope. FilmThe Robe(1953) karya Henry Koster merupakan film pertama dalam sejarah yang difilmkan menggunakan teknik tersebut. DiikutiCara Menikahi Seorang Jutawan karya Jean Negulesco dan Beneath the 12-mile Reefkarya Robert D. Webb yang dikeluarkan pada tahun yang sama.

Melalui film-film tersebut, kita dapat menyaksikan berbagai perubahan dan inovasi terbaru dalam proses pembuatan film. Tokoh yang biasanya berada di tengah, kini dapat berpindah ke sisi-sisi bingkai untuk menghasilkan variasi komposisi dan keseimbangan. Lihat juga filmWoman’s World (1954) dan The Girl Can't Help It (1956) sebagai ilustrasinya.

2. Membuat rasa mendesak untuk menonton film di layar lebar

Dengan strategi 20th Century Fox, lensa anamorfik secara tidak langsung menciptakan rasa mendesak untuk menonton di bioskop. Hal ini terjadi karena pada masa yang sama, masyarakat Amerika sedang mengagumi televisi. Namun, kita tahu bahwa televisi pada masa itu umumnya berbentuk persegi dan hanya mampu menampilkan gambar dengan rasio 4:3.

Untuk menikmati film-film terbaru yang menggunakan teknik CinemaScope, seseorang harus pergi ke bioskop yang memiliki layar lebih lebar. Ini dapat dianggap sebagai strategi bisnis yang tepat dan cerdas. 20th Century Fox bersama lensa anamorfik karya Chretien berhasil menciptakan "kebutuhan baru" yaitu keinginan yang sebelumnya tidak disadari oleh konsumen.

Keberhasilan tersebut membuat para pesaing 20th Century Fox terpaksa mengikuti perkembangan yang sedang tren. Tak dapat dipungkiri, lensa anamorfik mulai laris sejak saat itu. Walt Disney Pictures bahkan Warner Bros ikut memakai teknik CinemaScope dalam pembuatan film mereka.

3. Warisan lensa anamorfik di dalam industri perfilman kontemporer

Sudah lebih dari 70 tahun digunakan, lensa anamorfik masih tetap tidak tergantikan. Meskipun IMAX dan aspek rasio yang lebih luas mulai memasuki pasar, lensa anamorfik tidak langsung ditinggalkan. Seperti IMAX, lensa ini juga dapat dipasang pada kamera digital. Beberapa film modern, sepertiMoonlight (2016), Annihilation (2018), Anora (2024), dan The Naked Gun (2025), terpantau menggunakannya.

Perbedaannya terletak pada komposisi bingkai gambar. Pada film-film lama, lensa anamorfik digunakan untuk menangkap objek sebanyak mungkin, sedangkan kini lensa tersebut digunakan untuk menciptakan kedalaman dan dimensi dalam bingkai. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip minimalisme yang telah meresap dalam pikiran banyak sinematografer saat ini. Lensa anamorfik dalam film modern sering digunakan untuk mengambilclose-up shotsHanya memiliki 1-2 objek sebagai pusat perhatian dan meninggalkan ruang kosong yang cukup luas.

Melalui lensa anamorfik, kita dapat memahami bagaimana ilmu pengetahuan dan seni memiliki hubungan yang sangat erat. Tanpa temuan Henri Chretien, kita tidak akan mampu menikmati film-film dengan sinematografi yang mendalam dan menarik perhatian.

Apa yang Dimaksud dengan Intimacy Coordinator dalam Proses Pembuatan Film?

Advertisement
Awan PSPP

Awan PSPP

Bagian penerimaan siswa baru sekolah Pramugari PSPP Penerbangan. WA: 087838815050

Post A Comment:

0 comments: